KISAH MENGERIKAN TENTANG BONEKA KAYU ''SIGALE-GALE''
Indonesia memang dikenal akan panorama alam yang indah. Berbagai daerah di Indonesia memiliki sejuta pesona indah gunung, pantai atau panorama alam lainnya. Begitu juga dengan daerah Sumatera Utara. Di Provinsi ini terdapat berbagai gunung, pantai, serta bukit menjulang tinggi, yang begitu segar bila mata memandang.
Salah satu pulau yang terkenal di Sumatera Utara, adalah Pulau Samosir. Pulau ini menyimpan sejuta makna mendalam bagi masyarakat Sumatera Utara. Tak hanya dikenal dengan keindahan alamnya, Pulau Samosir juga menyimpan kebudayaan yang begitu menarik dengan segala mitos ataupun misteri yang tersimpan didalamnya.
Apabila kalian sudah pernah datang dan singgah ke pulau ini, tentunya sangat familiar dengan boneka kayu “sigale-gale”. Atraksi boneka kayu “sigale-gale” ini amatlah unik serta mengandung misteri. Bayangkan saja boneka kayu ini, di zaman dahulu kala dapat menari nari dan juga dapat menangis layaknya manusia biasa. Percaya atau tidak percaya namun hal ini memang benar terjadi. Di Pulau Samosir tepatnya di Tomok, aksi “sigale-gale" yang mampu menari ini sering dipertunjukkan, bahkan dapat menghibur turis yang datang.
BACA JUGA :
SEDIH SEKALI !!! MENGIRA IBUNYA SEDANG TIDUR TERNYATA ANAK INI TIDAK TAU BAWAH IBUNYA TELAH TIADA...
“Sigale-gale” dalam bahasa batak berarti lemas atau lemah, berasal dari kata “gale”. Gerakan atau tarian lemah gemulai dari boneka “sigale-gale” inilah yang membuatnya dinamakan “sigale-gale”. Boneka “sigale-gale” ini sering kali dijumpai pada saat acara kematian. Upacara ini diperlakukan untuk orang yang meninggal tanpa memiliki keturunan.
Masyarakat Batak dikenal dengan memiliki nama belakang famili, atau lebih familiar dengan sebutan marga. Apabila ada seorang pemuda Batak tentunya ia akan mewarisi keturunan garis moyangnya. Dalam masyarakat Batak, apabila ada orang yang meninggal namun tak memiliki keturunan tentunya ia akan dipandang hina. Oleh sebab itu segala harta yang dimilikinya akan habis digunakan untuk mengadakan upacara kematian. Dan orang lain tak akan ada yang berani mengambil harta benda tersebut, dikarenakan khawatir akan berimbas sama seperti pemilikinya, yang mati tanpa memiliki keturunan
Berdasarkan cerita rakyat, “sigale-gale” adalah anak semata wayang seorang raja yang terkenal. Namun dikarenakan mengalami sakit keras, akhirnya ia meninggal dunia. Raja yang tersohor ini mengalami depresi dan luka mendalam sejak ditinggalkan anaknya. Lalu untuk mengobati kerinduan akan anaknya, sang raja pun membuat sebuah patung atau boneka kayu yang menyerupai wajah anaknya. Kemudian datanglah tabib-tabib kerajaan memanggil arwah “sigale-gale” dan akhirnya dimasukkan ke dalam boneka kayu tersebut.
Setelah tabib kerajaan berhasil memasukkan roh “sigale-gale” tadi, akhirnya boneka tersebut menari-nari. Selama tujuh hari tujuh malam “sigale-gale” terus menari. Hingga pada hari yang kedelapan ia berhenti. Namun kini keberadaan mengenai boneka kayu “sigale-gale” yang asli belum diketahui keberadaannya. Seakan-akan keberadaan boneka kayu ini menjadi misteri hingga kini. Boneka kayu “sigale-gale” yang ada di Pulau Samosir sekarang ini adalah sebuah replika.
Boneka “sigale-gale” yang ada di pertunjukkan di Pulau Samosir ini, dapat menari karena digerakkan oleh dalang yang berjumlah kira-kira dua atau tiga orang. Dalang ini berada persis di belakang boneka tersebut sambil menarik juluran tali. Sehingga membuat boneka tersebut bisa melakukan atraksi tari. Namun dahulu kala konon juluran tali tersebut tidak ada. Dahulu kala boneka “sigale-gale” ini menari dikarenakan kekuatan gaib yang dimiliki dalangnya. Dahulu kala, memang tidak sembarangan orang yang bisa menjadi dalang untuk boneka ini. Lantaran dalang tersebut harus mempunyai kekuatan gaib serta mampu membuat boneka “sigale-gale” menari tanpa bantuan seutas tali.
al menarik lainnya yang patut diketahui adalah, cerita mistis mengenai proses pembuatan boneka ini. Konon dikabarkan bahwa orang yang membuat boneka kayu ini akan menjadi tumbal. Setelah menyelesaikan pahatan dan ukiran boneka tersebut, sang pemahat akan meninggal dunia. Karena hal inilah jumlah boneka kayu “sigale-gale” tersedia dalam jumlah yang terbatas.