Ketawa 'kodok' ala Ruhut Sitompul saat serang lawan politik
FUNESIA.NET-Bukan Ruhut Sitompul namanya kalau tidak jago menyerang lawan politik. Kali ini kritikan politikus Partai Demokrat itu mengundang tawa. Bukan hanya sekali, tercatat berulang kali dia membawa-bawa kata kodok.
Dalam pertarungan Pilkada DKI, Ruhut merapat ke pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat. Pasangan nomor urut dua itu kerap ditolak oleh warga saat berkampanye.
Alih-alih khawatir jagoannya keok, Ruhut justru mengatakan penolakan dilakukan oleh pendatang. Dia mengaku hanya tertawa terlebih kasus dugaan penistaan agama sudah diproses oleh hukum.
Baca Juga :
"Di mana-mana orang dizalimi biasanya benar. Aku cuma bisa ketawa termehek-mehek seperti kodoknya Pak Jokowi di Istana Bogor saja," katanya di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/11).
Ruhut mencontohkan penolakan dilakukan sejumlah pihak saat Djarot mengunjungi Karang Anyer, Jakarta Utara. Djarot sempat mendatangi, namun salah seorang warga malah kabur saat ditanyakan soal alamat rumah yang lengkap.
"Kita kan tahu sendiri kemarin juga yang datang menolak bukan warga sekitar. Sudahlah, kami enggak takut sama yang ramai-ramai itu," terangnya.
Baca Juga :
Ketawa kodok juga pernah dipakai mantan pemain sinetron 'Gerhana' ke Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Hermanto. Dia tak terima disebut telah dijatuhi sanksi berat oleh Komisi Pengawas Demokrat.
Agus menyebut sanksi berat dapat berpengaruh besar bagi karier Ruhut di Partai Demokrat. Sanksi berat, kata Agus, bisa meliputi pencopotan dari keanggotaan partai maupun keanggotaan DPR. Ruhut lagi-lagi tak mau memedulikan pernyataan Wakil Ketua DPR tersebut.
"Dia (Agus Hermanto) itu siapa? Kau wawancara Komisi Pengawas. Bilang, kata Ruhut, jangan bikin kodok tertawa termehek-mehek. Itu aja komentar gue," kata Ruhut saat dihubungi, Selasa (18/10).
Baca Juga :
Ketika heboh Panama Papers, Ruhut pun bereaksi. Sekitar 899 lebih individu dan pengusaha Warga Negara Indonesia (WNI) dikabarkan memiliki perusahaan cangkang di Panama, salah satunya Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Harry Azhar Azis.
Dalam catatan itu, Harry memiliki perusahaan cangkang di British Virgin Island dengan nama Sheng Yue International Limited. Sayangnya, dia tak melaporkan perusahaan offshore tersebut dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), termasuk ketika dilantik sebagai Ketua BPK pada Oktober 2014 lalu.
Anggota Komisi III DPR Ruhut Sitompul mempertanyakan kalau uang yang dimiliki Harry merupakan duit halal mengapa harus disimpan di luar negeri. Selain itu selama menjadi ketua Banggar DPR, dulu Harry memanfaatkan DPR sebagai alamat kantornya.
"Dengan tiga alasan itu, kau (Harry) lebih baik mundur saja lah. Malu. Jangan kau bikin karena kelakuan kamu kodok Jokowi ketawa," kata Ruhut di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/4).
Baca Juga :
Hal yang sama juga dilakukan ketika Ruhut mencurigai sebagian besar anggota Mahkamah Kehormatan Dewan membela Ketua DPR Setya Novanto. Begitu juga ketika mendengar musisi Ahmad Dhani mau maju di Pilgub DKI. Jurus ketawa 'kodok' kembali dikeluarkannya.(mrk)