Ketua Umum PBNU: Yang 'Ngebom-ngebom' Itu Juga Menistakan Agama
Funesi.net - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil
Siradj mengutuk pengeboman yang dilakukan di Gereja Oikumene, Samarinda,
Kalimantan Timur. Ia menilai, tindakan itu telah mencoreng kesucian Islam.
"Yang ngebom-ngebom itu juga melakukan penistaan agama.
Penistaan itu berupa ucapan, juga perilaku yang mencoreng, mengotori kemurnian
dan kesucian Islam," kata Said Aqil, saat dihubungi Kompas.com, Senin
(14/11/2016) sore.
Said Aqil menegaskan, Islam tidak pernah mengajarkan
kekerasan. Islam, kata dia, adalah agama yang rahmatan lil alamin dan jauh dari
kekerasan.
"Nabi Muhammad juga tidak pernah melakukan kekerasan.
Yang dilakukan ISIS itu demi Allah bertentangan dengan Islam," kata dia.
Said Aqil mengatakan, Indonesia adalah negara yang kaya
kebinekaan dan keberagaman. Keberagaman tersebut harus terus dijaga dan tidak
boleh diwarnai aksi kekerasan.
"Kesimpulannya, mari rakyat kita bersatu. Kita kawal
kebinekaan, keberagaman," kata dia.
Teror di Gereja Oikumene, Samarinda, terjadi pada Minggu
(13/11/2016). Pria yang diduga sebagai pelaku pelempar bom molotov adalah Joh
alias Jo bin Muhammad Aceng Kurnia.
Ia diketahui pernah dipenjara dalam kasus terorisme. Joh
pernah menjalani hukuman pidana sejak 2012 karena terlibat dalam peledakan bom
buku di Jakarta pada 2011.
Ia divonis 3,5 tahun dan dinyatakan bebas bersyarat setelah
mendapatkan remisi Idul Fitri pada 28 Juli 2014. Akibat teror bom ini, seorang
balita meninggal dunia, sementara tiga lainnya mengalami luka bakar. Mereka
berada di area parkir sepeda motor saat bom molotov dilempar ke area parkir
itu.(www.tribunnews.com)