Sidang 16, Kesempatan Terakhir Ahok Hadirkan Saksi
FUNESIA.NET-Di sidang yang menghadapkan tujuh saksi dan ahli dari pihak Ahok Rabu (29/3) hari ini, Majelis Hakim menolak permintaan jaksa untuk tidak membacakan pernyataan seorang saksi yang tak bisa hadir.
Salah satu ahli yang dihadirkan pengacara, Nur Azis Said, ahli hukum dari Universitas Sudirman, Purwokerto, berhalangan hadir di sidang yang berlangsung di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan.
Tim pengacara meminta majelis hakim agar pernyataan Nur Azis dibacakan di persidangan. Dan jaksa, seperti dilaporkan wartawan BBC Mehulika Sitepu dari persidangan meminta hakim untuk tidak mengizinkan pembacaan pernyataan itu.
Namun ketua majelis hakim, Dwiharso Budi Santiarto, menolak permintaan jaksa, dan mengizinkan pembacaan pernyataan Nur Azis Said, karena pernyataan itu diberikan di bawah sumpah saat pengambilan keterangan untuk Berita Acara Pemeriksaan (BAP),
Ini kesempatan terakhir bagi tim pengacara Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, untuk para saksi dan ahli di pihaknya.
"Akan ada tujuh orang ahli hari iji, terdiri dari ahli agama, ahli bahasa, dan ahli psikologi sosial," kata Trimoelja Soerjadi, salah satu pengacara Ahok, kepada wartawan menjelang sidang.
Mereka akan menunjukkan bahwa Pak Ahok sama sekali tidak, dan tidak berniat menista agama atau apa pun," tambahnya.
Ia menyebutkan pula bahwa semua yang dihadirkan, enam orang yang hadir langsung dan seorang yang dibacakan pernyataannya, merupakan para ahli, karena semua saksi fakta sudah dihadairkan di persidangan.
"Jadi akan diungkapkan, keadaannya bagaimana ketika pidato Pak Ahok itu, Body language (bahasa tubuh) orang-orang saat itu. Bagaimana suasananya yang banyak kegembiraan, ketawa, tepuk tangan, dalam pidato sepanjang 1 jam 48 menit. Kalau ada penodaan agama, pasti suasananya lain," tandas Trimoelja Soerjadi pula.
Sebagaimana berbagai sidang sebelumnya, beberapa ratus orang datang melangsungkan mimbar bebas, yang terbagi dua kelompok: pendukung Ahok yang umumnya berpakaian kotak-kotak hitam mereah, dan para penentang AHok yang umumnya berpakaian serba putih.
Para pendukung Ahok banyak menari-nari kendati sesekali melakukan orasi, sementara para penentangnya lebih banyak melakukan orasi dan meneriakkan yel-yel.
Sumber : bbcindonesia